Soal Spam Pantai Selatan, Penolakan Masyarakat Tak Digubris Pemda

 

Soal Spam Pantai Selatan, Penolakan Masyarakat Tak Digubris Pemda

Suaraselaparang.com, Lombok Timur - Sejumlah Desa di Kecamatan Sikur, masih melakukan penolakan terkait adanya program Spam Pantai Selatan yang menelan anggaran Rp120 M. Hal itu lantaran, sejumlah desa tersebut akan terdampak akibat program tersebut.

Sebelumnya, penolakan yang dilakukan masyarakat Desa Tetebatu Selatan, berujung  pada pemindahan titik air. Sehingga, titik mata air yang baru, tidak mengalami dampak bagi warga masyarakat Desa Tetebatu Selatan. 

Akan tetapi hal itu menimbulkan persoalan baru, lantaran berdampak ke Desa di bawah seperti Desa Kotaraja.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lombok Timur , Dewanto Hadi mengatakan, program spam pantai selatan harus tetap berjalan .

“Hari ini program SPAM tetap berjalan. Kalau dilihat progresnya dimulai dari hilir pemasangan pipa dan Continuous Delivery Pipeline (CDP) sudah sampai Desa Rumbuk, karena memang progresnya juga bagus,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua BPD Desa Kotaraja lalu Isnaeni mengatakan, statement yang dilayangkan Kepala Dinas PUPR terkesan tidak konsisten. Inisiator "Sangkep Beleq" itu juga menegaskan, ada kepentingan pribadi serta tidak pahamnya pemerintah akan kekhawatiran masyarakat Desa Kotaraja yang sangat tinggi akan dari program tersebut.

"Menyikapi beberapa statement pemerintah di media online dan pernyataan di group FB Kotaraja  yg terkesan tidak konsisten penuh kepentingan pribadi  serta tidak paham akan kehawatiran masyarakat Kotaraja yg sangat tinggi akan dampak SPAM selatan."ungkap L.Is

Lanjutnya, sikap masyarakat kotaraja merupakan hal yang wajar dan wajib dilakukan karena menyangkut keberlangsungan hidup yang sudah dikaji dampaknya secara teknis.

"Sikap Masyarakat Desa Kotaraja bukan sebagai wujud bentuk perlawanan kepada pemerintah dan ketidak pedulian kepada Masyarakat kita yang di selatan, tapi hal yang sangat wajar dan wajib di lakukan oleh masyarakat Desa Kotaraja khususnya, karena menyangkut kelangsungan hidup yg juga sudah di kaji dampaknya secara teknis," lanjutnya.

Menurutnya Mata Air yang di tunjuk pemda, Air Kokok Ketemuk atau Pinaran salah satu aliran air yang masuk ke Desa Kotaraja yang melewati kewilayahan Tanggluk, Kebon Dalem, Gubuk Baru dan Kewilayahan Marang.

" Air Sungai ketemuk vinaran adalah satu satunya aliran air yg masuk kewilayah Kotaraja lewat , tanggluk, jelitong, lendang marang, sampae kepada petak, loyok dan seterusnya. Ini lah yang menghasilkan resapan air tanah sehingga timbul beberapa titik sumber air kehidupan yg mengaliri irigasi masjid, langgar sumur - sumur masyarakat dan perpipaan di beberapa kedusunan seperti tibu karang, marang, dalem leuk," jelasnya inisiator Sangkep Beleq

Terakhir Pihaknya akan tetap membangun komunikasi dengan Pemda, guna ada alternatif serta solusi terbaik agar masyarakat Desa Kotaraja tidak dikorbankan dan segera akan melaksanakan Musdesus guna  pengambilan sikap dan keputusan. (SS)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama