Menakar Untung Rugi Program SPAM Pantai Selatan

 

Program Pantai Selatan

Lombok Timur, Suara Selaparang - Melihat permasalahan air minum yang belum terjamin kualitasnya di Lombok Timur, Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur didukung penuh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat , memulai proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

Saat ini di Lombok Timur sebanyak 7 dari 21 Kecamatan yang ada mengalami kekurangan air bersih, diantaranya, Kecamatan Jerowaru, Keruak, Sambelia, Suwela, Aikmel, dan Lenek.

Khusus daerah bagian Selatan, pada tahun 2023 Pemda memprioritaskan untuk akses air bersih menyentuh ke 6 Kecamatan dengan 39 Desa yang nantinya di lalui program SPAM Pantai Selatan.

Namun dibalik misi mulia proyek SPAM Pantai Selatan tersebut, seperti apa dampak yang akan didapatkan masyarakat, khususnya bagi masyarakat di dua desa yang menjadi pusat pengambilan mata air, yakni Desa Koteraja dan Tetebatu.

Jika mengacu pada asumsi kerugian yang ditimbulkan, khususnya pada mata air yang digunakan, dalam SPAM tersebut adalah air permukaan, namun sungai yang akan dijadikan sumber utama pengambilan proyek SPAM banyak dialiri dari mata air di wilayah hulu.

Hal tersebut disampaikan langsung Muslihin, Perwakilan warga Desa Kotaraja, pada waktu sosialisasi di Kantor Desa Kotaraja, pada Selasa, 22 Mei 2023.

"Memang benar di daerah hulu terdapat banyak pohon yang menyimpan air, namun karena pengaruh globalisasi, masyarakat hulu juga sangat kekurangan air saat ini," tegasnya.

Dikatakan Muslihin, Masyarakat mungkin tidak akan menolak program SPAM tersebut jika tidak banyak sumber air yang telah dimanfaatkan, namun kenyataannya, sudah banyak aliran pipa air yang di aliri ke selatan yang melewati kotaraja.

"Mungkin saat ini kami masih bisa menikmati air saat ini. tapi bagaimana dengan anak cucu kami nantinya," tanyanya.

Berkaitan dengan itu, Pemda juga telah menyampaikan beberapa solusi masa depan.

Sekretaris Daerah (Sekda Lombok Timur telah melihat seluruh wilayah yang ada di Lombok Timur bagian utara yang menjadi pusat pengambilan air proyek SPAM.

"kita sudah cek melalui satelit, memang banyak kawasan kita yang gundul di Utara tadi sudah diukur yang luasnya sampai dengan 2500 hektar, saya jamin 2024 harus ada program reboisasi," tegas Sekda.

Upaya itu dilakukan Pemda untuk menjawab kekhawatiran masyarakat akan dampak pemanasan global yang mungkin dapat mengurangi kualutas dan debit air di 2 tempat pengambilan tersebut.

Berkaitan dengan jumlah liter perhari yang akan diarahkan ke bagian Selatan, dijelaskan Sekda memang jumlahnya mencapai 170 liter perhari, akan tetapi jumlah tersebut tidak seluruhnya disalurkan ke daerah Selatan Semata

Mengenai jumlah saluran sekian liter ini diakui memang masih menjadi perdebatan, hingga Pemda bersama dengan pihak terkait akan meninjau debit air dan jumlah salur yang bisa di tolerir nantinya.

"Itu akan kita kerjakan, nanti 3 hari, yakni dimulai hari ini, Jumat, Sabtu, dan Minggu, Senin baru kemudian akan kita mulau," katanya.

Program SPAM rupanya juga bukan hanya diperuntukkan bagi masyarakat Selatan Lombok Timur, akan tetapi bagi 6 Kecamatan dan 39 Desa yang saat ini masih mengalami krisis air bersih.

"Sekarang ini angka kecukupan air minum kita di Lombok Timur 60 persen, dengan adanya SPAM Selatan kita berharap angkanya meningkat dari 80 sampai 90 persen," ucap Sekda.

Ditegaskannya, saat ini di Lombok Timur, permasalahan masyarakat tentang air bukan hanya di hadapi oleh masyarakat yang ada di Jerowaru saja, namun juga ada sebagian di Kecamatan Sikur, Sakra, dan juga di Keruak.

Untuk itu, hadirnya program SPAM Selatan itu diharapkan menjadi jalan agar setiap Kecamatan yang dilalui pipa SPAM akan kebagian aliran air bersih.

"Misalnya besok warga Sikur sekarang tidak bisa dilayani PDAM karena sumber air tidak ada, kalau SPAM ini berjalan maka pipa alirannya bisa di tapping (Sadapan tekanan)," katanya.

Sekda juga sebelumnya telah mencermati apa yang menjadi rencana awal program SPAM tersebut.

Dimana air yang berasal dari 2 mata air di Desa Koteraja dan Tetebatu tersebut bukan langsung disedot sesua jumlah perantaranya.

Namun 6 Kecamata yang dilalui akan bisa menikmati, tetapi dengan satu syarat melalui pelanggan PDAM, karena ketika bangunan tersebut di serahkan ke Pemda, ada aturan yang mengatakan, operator air minum di Pemda hanya di PDAM.

"Ada 6 Kecamatan dan 39 desa yang akan menerima manfaat, jadi kita harapkan permakluman semua pihak bagi keberlangsungan masyarakat kita di Lombok Timur," katanya.

Sekda juga menjelaskan, jika ingin mensukseska  beberapa program prioritas didaerah seperti Stunting, Angka Kemiskinan, IPM, maka dari itu penyebab utamanya harus diatasi yakni kekurangan air tersebut.

"Kita ini Stunting kita mau turunkan, angka kemiskinan kita mau turunkan, IPM kita mau naikkan, retapi salah satu penyebab mengapa orang stunting kurang bersih airnya, mengapa kurang bersih kurang air, ini upaya bersama," jelasnya.

Selain itu, dia menjelaskan, kapasitas air untuk setiap yang dilalui pipa SPAM ini bisa sampai 75 ribu rumah tangga.

"Artinya bisa dilewati juga misalnya warga kita di sikur, sikur barat, semaya, sakra, keruak yang mau daftar PDAM bisa dilayani, saya ibaratkan ini adalah kalau listrik itu jaringan induk, kan tidak mungkin ada istilahnya kilometer dirumah kalau tidak ada jaringan induk," jelas Sekda.

Selain itu, Program SPAM juga ditaksir akan berdampak pada sektor wisata di Lombok Timur.

"kalau dampak wisata kita hidup, saya katakan kalau ada wisatawan betul diselatan ini, menginap dia membayar 10 juta, pasti 1 juta masuk ke Pemda, uang itu pasti akan kita puter juga untuk semua masyarakat di Lombok Timur," demikian Sekda.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama